Tim aksi lingkungan yang mewakili Eco Pesantren Daarut Tauhiid, Bandung dalam kegiatan pendampingan dan kaderisasi adalah Ustadz Hamid Arif dan Ustadz Zaenal Akhmad dari Divisi Pengelolaan Aset Manajemen dan Lingkungan serta dua santri yaitu Deni Andriyana dan Ilham Kamil. Ustadz Hamid Arif menjelaskan konsep utama rencana pembangunan lembaga pesantren memperhatikan beberapa hal penting seperti komunitas yang mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri, pertanian organik, bangunan yang berkelanjutan, daur ulang air buangan, serta daur ulang dan pengolahan sampah. Konsep utama ini telah diimplementasikan dalam beberapa bentuk yaitu bangunan masjid rahmatan lil’alamin, fasilitas sekolah ramah lingkungan, pengelolaan sampah pesantren, pengelolaan daur ulang air, dan kemitraan pertanian.
Diskusi tim aksi lingkungan
Masjid rahmatan lil’alamin dibangun menggunakan konsep bangunan yang berkelanjutan, platform panggung, desain arsitektur tropis, sumber listrik tenaga surya, bio toilet, dan daur ulang air untuk toilet dan menyiram tanaman sekitar. Sementara itu, aktivitas pertanian dilakukan di lahan wakaf pesantren dengan bermitra bersama 20 petani setempat. Bentuk pertanian yang dilakukan yaitu organik, semi organik, dan hidroponik. Pertanian organik dibagi menjadi beberapa bidang yaitu ternak, kompos dan pupuk, pembibitan, dan produksi. Pertanian organik ini menggunakan prinsip permanent culture yang peduli bumi, peduli manusia, dan mengembalikan surplus dengan mengelola limbah menjadi tanah kembali.Konsep pengelolaan limbah pondok dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu limbah padat dan cair. Untuk program pengelolaan sampah dikelompokkan berdasarkan jenis organik dan anorganik.
Para santri juga dilibatkan dalam program lingkungan sekolah seperti program berhiber (bersih, hijau, bersahaja), pembuatan sofa berbahan dasar ecobrick oleh santri, dan aksi zero waste. Semoga usaha para santri dan tim pengelolaan aset manajemen dan lingkungan pesantren dimudahkan dan diberkahi Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.