Pada Senin, 28 Agustus 2023, pukul 20.00 WIB, Kegiatan Massive Open Online Course (MOOC) Program Ekopesantren menggelar pertemuan ke-5 yang menyoroti isu krusial dalam lingkungan. Dalam pembahasan bertema “Memahami Krisis Ekologis di Dunia Muslim dan Peran Umat Islam”, Ketua Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI UNAS), Dr. Fachruddin Majeri Mangunjaya, tampil sebagai narasumber.
Tak kalah menarik, moderator acara ini adalah sosok yang tak asing lagi dengan dunia advokasi lingkungan, Nana Firman. Meski berasal dari Indonesia, kini Nana Firman menjalani perjuangannya di tempat tinggalnya sekarang yakni California Selatan, Amerika Serikat. Dengan lebih dari dua dekade pengalaman dalam upaya pelestarian lingkungan, ia telah memimpin inisiatif “Green Reconstruction” WWF-Indonesia pasca-tsunami dan turut berkontribusi dalam pengembangan wacana keberlanjutan perkotaan dan ekonomi hijau. Di pentas internasional, Nana Firman terlibat dalam menginisiasi Green Initiative within the Islamic Society of North America, organisasi muslim terbesar di Amerika Serikat dan Kanada. Prestasi lain yang luar biasa di kancah internasional pun membanggakan, salah satunya adalah penghargaan White House Champion of Change for Climate Faith Leaders dari Presiden AS Barack Obama.
Melalui MOOC Ekopesantren, Dr. Fachruddin akan membuka obrolan dengan membahas jenis iklim, ekologi global, serta peran signifikan umat Islam dalam menghadapi perubahan iklim.
“Pengenalan akan dampak perubahan iklim saat ini menjadi dasar penting, dengan penekanan pada kesadaran bahwa generasi sekarang mengalami iklim yang berbeda dari masa sebelumnya. Perubahan cuaca ekstrem, pergeseran pola hujan, dan fluktuasi suhu menjadi nyata dalam kehidupan kita, memberikan dampak pada lingkungan dan kesejahteraan makhluk hidup.“
Tak hanya itu, Dr. Fachruddin juga mengingatkan bahwa perubahan iklim membawa krisis ekologis yang berpengaruh pada populasi umat Islam yang mencapai 1,8 miliar orang. Komunitas umat Islam memiliki tanggung jawab untuk merespons krisis ini dengan tindakan nyata. Dalam menghadapi perubahan iklim, umat Islam memiliki peran besar dalam menjalankan transformasi pengetahuan dan tindakan nyata.
Dengan pengetahuan dan teknologi yang tersedia, tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi sangat penting. Dr. Fachruddin mengingatkan bahwa perubahan iklim adalah bagian dari sejarah Bumi yang panjang, dan peran manusia dalam perubahan ini perlu diakui. Dalam menutup pemaparannya, ia mendorong semua peserta untuk merespons tantangan ini dengan tindakan nyata, karena masa depan bumi dan generasi mendatang bergantung pada langkah yang kita ambil sekarang. Moderator, Nana Firman, mengomentari pemaparan materi oleh Dr. Fachruddin dengan antusiasme, menggambarkan kompleksitas yang mendasari isu perubahan iklim. Ia menekankan bahwa tantangan ini melibatkan semua pihak, tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan, melainkan juga mengingatkan tentang peran agama dalam memberikan petunjuk. Ayat-ayat dalam Alquran, seperti yang diungkapkan, secara substansial membahas isu lingkungan. Dengan demikian, isu ini memang memiliki dimensi kompleks. Sebagai gambaran, Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) telah diadakan 28 kali sejak tahun 90-an, tetapi tantangan emisi gas rumah kaca belum berhasil ditangani sepenuhnya. Hal ini mendorong kita untuk tidak ingin menjadi generasi terakhir yang hanya mengenang masa ketika kota-kota seperti Bandung atau Bogor saat masih sejuk. Program Ekopesantren menjadi pendekatan yang baik untuk mengajarkan pandangan Islam terkait lingkungan secara langsung dan mendalam. Dalam program ini, kita memahami esensi ajaran agama dalam merespons isu global yang kompleks ini, sekaligus menyiapkan generasi untuk mewujudkan perubahan positif sesuai dengan ajaran agama kita.