BANDUNG (PPI UNAS)– Sebanyak 26 pondok pesantren yang berasal dari Lampung, Jawa Barat dan Banten mengikuti lokakarya program ekopesantren yang dilaksankan di Bandung mulai tanggal 24 – 25 Oktober 2022.
Lokakarya ke dua Program Ekopesantren ini dibuka oleh Dr Basnang Said, MAg Kepala Subdirektorat Pendidikan Pesantren Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, RI. Kegiatan tersebut diikuti oleh pengasuh ataupun staff pengajar dari pondok pesantren yang telah terseleksi sejak pengumuman bulan Juni 2022 lalu.
Pada kegiatan lokarya ini, peserta mendapatkan pengetahuan Etika Islam Tentang Lingkungan Hidup, program pengembangan ekopesantren dai pondok pesantren dan pengisian web tracking di masing-masing pondok. “ Ini adalah bagian dari upaya integrasi sains dan agama, membekali diri dengan pemahaman tentang pentingnya menjaga merawat bumi sebagai amanah,”ujar Dr. Fachruddin Mangunjaya.
Basnang Said, menambahkan bahwa Direktorat PD Pontren sangat mengapresiasi program yang dicanangkan PPI UNAS melalui 10 program lingkungan dalam ekopesantren. “ Ini sangat keren, kami tahu pesantren telah banyak mempelajari perawatan lingkungan melalui kitab kuning, dan program ini mendorong implementasinya. Bayangkan Nabi Muhammad saw, memakruhkan ummatnya menggunakan air wudhu secara berlebihan ”, tambahnya.
Lihat: 10 Program Ekopesantren
Khusus kegiatan pengisian web tracking, peserta akan mengisi beberapa pertanyaan dari 10 program ekopesantren, untuk mengetahui program-program lingkungan yang telah dilakukan oleh pondok pesantren, sehingga PPI Unas dalam program ekopesantren ini, dapat memetakan pondok pesantren yang telah melakukan kegiatan.
Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI Unas) yang menggagas program Ekopesantren, memiliki 10 program. Dintaranya adalah program kurikulum berbasis lingkungan, fiqih lingkungan, peningkatan sumber daya manusia, energi, listrik, pengelolaan lahan pesantren, pengelolaan sampah/limah, hidup sehat, transportasi dan keanekaragaman hayati.
Berita Terkait: